Prostodonsia Gangguan Fungsi Pengunyahan dan Penampilan

Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah yang banyak di jumpai di masyarakat,
baik itu disebabkan karena penyakit periodontal, maupun masalah-masalah lainnya. Hal yang
dapat dilakukan ketika kehilangan gigi ada tiga. Pertama, tidak melakukan penggantian terhadap
gigi yang hilang. Kedua, memberikan gigitiruan cekat dan pilihan ketiga adalah membuatkan
gigitiruan sebagian lepasan. Saat seseorang kehilangan giginya baik banyak maupun sedikit
maka akan menimbulkan banyak masalah, baik masalah estetik, fonetik, maupun mastikasi
seseorang. Oleh karena itu seseorang yang kehilangan gigi perlu melakukan penggantian dengan
gigitiruan. Karena dengan adanya gigitiruan ini dapat mengembalikan fungsi mastikasi, estetik,
dan fonetik seseorang.

 

download disini

sumber : perwakilan komisi A (2014-2016)

daftar pustaka hubungi dokter

FIXED PARTIAL DENTURE (FKG UB)

Pasien wanita berusia 36 tahun, pendidikan terakhir SMA dan tidak bekerja (ibu rumah tangga) datang ke RS Pendidikan UB, mengeluhkan gigi banyak yang ompong. Keadaan tersebut membuat pasien merasa terganggu saat makan, sehingga pasien menginginkan dibuatkan gigi palsu agar keluhannya tersebut dapat diatasi. Pasien mengatakan penyebab kerusakan dan kehilangan giginya adalah karena gigi-giginya berlubang. Pencabutan terakhir sekitar 9 bulan yang lalu pada gigi sebelah kanan rahang atas dan rahang bawah. Pasien tidak pernah memakai gigi tiruan. Pasien mengatakan, memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi kiri sejak ± 15 tahun yang lalu karena gigi sebelah kanan berlubang. Pasien mengatakan dirinya sehat dan tidak menggunakan obat-obatan.

 

download disini

sumber : perwakilan komisi A (2014-2016) FKG UB

daftar pustaka hubungi admin

PERIODONTITIS KRONIS (FKG UNPAD)

Seorang laki-laki usia 40 tahun dengan keluhan utama gigi depan rahang bawah terasa ngilu, kadang-kadang bengkak, berdarah saat menyikat gigi, kadang-kadang sakit tumpul, serta tidak bisa dipakai mengunyah karena goyang. Status umum menyatakan bahwa pasien sering sakit kepala dan tengkuk terasa kaku. Riwayat penyakit sistemik disangkal atau dinyatakan tidak ada.

 

download disini

sumber : perwakilan komisi A (2014-2016) FKG UNPAD

daftar pustaka hubungi admin

Kerusakan Jaringan Periodontal Berat pada Pasien dengan Anemia yang Parah (FKG UNSRI)

ABSTRAK
Anemia adalah masalah kesehatan dunia yang berkembang dalam berbagai jenis. Penyakit ini memiliki beberapa penyebab, yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa jenis anemia membuat manusia lebih sensitif terhadap infeksi.
Wanita berusia 23 tahun dirujuk ke klinik kamu dengan keluhan tentang mobilitas gigi. Secara keseluruhan kehilangan tulang alveolar parah di verifikasi dengan pemeriksaan radiografi. Setelah pemeriksaan klinis yang meliputi banyak hal dan mendapatkan riwayat medis, kami menentukan untuk menjadwalkan kosultasi medis dengan dokter. Konsultasi medis menyatakan bahwa pasien menderita anemia berat. Perawatan periodontalnya diatur karena kondisi sistemiknya. Setelah perawatan, pasien diawasi selama satu tahun. Status periodontal dan sistemiknya stabil selama periode ini.
Pada laporan kasus ini, kerusakan periodontal berat diobservasi pada pasien dengan anemia defisiensi besi dan B12 berat.
Kata Kunci : Anemia, kehilangan tulang alveolar, periodontitis, diagnosis.

 

download disini

sumber : Perwakilan komisi A (2014-2016) FKG UNSRI

daftar pustaka hubungi admin

PERIODONSIA ABSES PERIODONTAL (FKG UI)

Pak Didi (60 tahun) datang ke klinik integrasi FKGUI dengan keluhan gusi di kanan bawah belakang membesar, dan gigi sakit untuk mengunyah sejak satu minggu yang lalu. Pemeriksaan intra oral PBI 2.1; PI 2.4; KI 2.1. Gigi 47 goyang derajat 3, pembesaran gingiva, fluktuasi positif, bila ditekan keluar pus dari sulkus gingiva, poket bukal 10 mm, mesial dan distal 9 mm, lingual 6 mm. Gigi 15 dan 16 tidak ada. Pada waktu oklusi gigi 47 edge to edge dengan gigi 17.

 

download disini

sumber : perwakilan komisi A(2014-2016) FKG UI

daftar pustaka hubungi admin

PERAWATAN DENTAL ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY (FKG UNJANI)

Cerebral Palsy (CP) merupakan kelainan nonprogresif yang permanen pada ekstremitas dan postur tubuh yang terjadi saat perkembangan otak janin atau bayi. Faktor etiologi adalah kerusakan pada otak akibat dari anoksia, serta idiopatik dengan manifestasi bervariasi. Tidak ada manifestasi oral yang spesifik, namun pasien CP biasanya memiliki indeks karies yang tinggi dan oral hygiene yang buruk. Perawatan dental anak dengan CP dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologi (anastesi umum) ataupun non farmakologi (perawatan rutin) tergantung pada kasus. Kerjasama antar orang tua dan dokter gigi selama perawatan sangatlah penting.
Kata kunci : Cerebral Palsy, Pendekatan farmakologi dan non farmakologi

 

 

 

Download disini

sumber : perwakilan komisi A (2014-2016)

daftar pustaka hubungi admin

PERIODONTIA PERIODONTITIS KRONIK (FKG UNSOED)

Rendi (38 tahun) datang ke RSGMP UNSOED dengan keluhan bau mulut yang kurang sedap dan merasa sering berdarah jika menyikat gigi. Pasien merasakan keluhan tersebut sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sering mengabaikannya, tidak pernah diobati sebelumnya. Dorongan istrinya-lah yang menyebabkan pasien datang ke RSGMP. Pasien belum pernah ke dokter gigi karena takut dan hanya sekali saja pernah dirawat di rumah sakit karena terkena typhus 1 tahun yang lalu. Pasien adalah seorang karyawan bengkel motor. Pasien mengaku tidak teratur menggosok gigi dan masih memiliki kebiasaan merokok hampir 1 bungkus setiap hari. Setelah melihat gambaran intra oral dan radiografi pasien, Anda memutuskan untuk melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosis. Hasil pemeriksaan bleeding on probing, terlihat perdarahan pada gigi 13, 14, 15, 16, 22, 23, 26, 32, 31, 41, 42,43. Dua minggu kemudian pasien datang kembali ke RSGMP untuk melakukan kontrol. Pasien merasa bau mulutnya sudah semakin berkurang, hanya masih terlihat BOP pada beberapa titik yaitu gigi 16,15, 23, 32,31,41 dan 42. Gingiva pada area tersebut juga terlihat edematous. Kedalaman poket pada gigi-gigi tersebut masih sama seperti pemeriksaan awal yaitu rata-rata 2 – 5 mm, dengan loss of attachment 4 – 6 mm (terlihat pada pemeriksaan penunjang radiografi). Akumulasi plak dan kalkulus tipis pada beberapa area.

 

 

Download disini

sumber : Perwakilan komisi A tahun 2014/2016 (FKG UNSOED)

Daftar pustaka hubungi admin

 

PENATALAKSANAAN IMPAKSI GIGI KANINUS TANPA PROSEDUR BEDAH (FKG UNMAS)

ABSTRAK
Impaksi pada gigi kaninus menempati posisi kedua setelah gigi molar yang berfrekuensi
tinggi untuk mengalami impaksi. Persentase impaksi gigi kaninus mencapai sekitar 12%-
15% dari populasi. Gigi kaninus maksila lebih sering mengalami impaksi dibandingkan
gigi kaninus mandibular dan lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan lakilaki.
Pasien perempuan 15 tahun maloklusi kelas I Angle dengan diastema multipel
anterior rahang atas dan impaksi pada gigi 23 dan 13. Koreksi maloklusi direncanakan
menggunakan piranti alat lepasan dengan jalan pencabutan gigi 53 terlebih dahulu.
Tujuannya adalah mengoreksi diastema multipel anterior yaitu retraksi pada 11, 12, 21,
22 ke mesial untuk menyediakan tempat yang diperlukan untuk koreksi gigi 23 yang
impaksi agar dapat erupsi secara fisiologis. Sedangkan pada gigi 13 direncanakan
perawatan dengan bedah ortodontik.
Kata kunci : Kaninus, Erupsi, Impaksi, Piranti Ortodonti Lepasan

sumber : Ni Wayan Pratita Wiprayani

download disini

daftar pustaka : hubungi admin

Gigi Tiruan (FKG UMS)

GIGI TIRUAN
Laki-laki datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi tiruannya patah. Hasil pemeriksaan terdapat edentulous pada gigi 44, 45, 46, 46, 36, 37. GTSL akrilik patah menjadi dua di bagian lingual gigi 44. Dokter gigi akan melakukan reparasi GTSL dengan resin akrilik self cure setelah dipreparasi. GTSL diinsersikan ke pasien. Pasien menanyakan mengapa warna GTSL nya berbeda. Dokter gigi menjelaskan bahwa sebelumnya GTSL dibuat menggunakan resin akrilik heat cure.
Dokter gigi jug menjelaskan bahwa bahan untuk gigi tiruan bermacam-macam. Ada yang terbuat dari kerangka logam, valplast, luciton, dll. Setiap bahan mempunyai komposisi dan manipulasi yang berbeda-beda. Sebutkan indikasi serta kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam bahan gigi tiruan di atas!

sumber : Fitri ‘Amalia (maret, 2015)

download disini

daftar pustaka : silahkan hubungi admin

PERAWATAN PADA GIGI ANAK-CASE REPORT (FKG UNAND)

PERAWATAN PADA GIGI ANAK

SKENARIO

Kasusnya Komplikasi

 

            Bandel (7 tahun) terjatuh pada saat bermain sepeda bersama teman-temannya. Gigi depannya terbentur aspal sampai copot dan berdarah. Orangtua Bandel dengan panik segera membawa Bandel ke Rumah Sakit terdekat agar dokter gigi langsung melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan diketahuin bahwa gigi 11 avulsi dan 21 mengalami fraktur setengah mahkota. Dokter gigi meminta keluarga untuk mencari gigi yang hilang untuk replantasi dan pada gigi 21 dilakukan perawatan apeksogenesis.

            Seminggu kemudian Bandel bersama orangtuanya datang untuk kontrol dan orangtua Bandel meminta dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada gigi Bandel karena mereka khawatir masih banyak gigi anaknya yang harus menerima perawatan dari dokter gigi. Dari riwayat gigi terdahulu, Bandel mengalami rampan karies dan sering minum susu dari botol sebelum tidur. Ditambah lagi kebiasaan Bandel yang suka makan-makanan yang manis dan jarang sikat gigi. Dokter gigi memaklumi dan melakukan pemeriksaan pada seluruh gigi di rongga mulut Bandel.

            Orangtua Bandel setuju meskipun kurang mengerti perbedaan semua perawatan tersebut. Bagaimanakah saudara menjelaskan hal ini ?

 

Langkah 1

Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi

  1. Avulsi  

Keadaan trauma gigi ketika gigi terlepas dari tempatnya (soketnya) secara utuh dan menghasilkan luka kompleks, serta mempengaruhi beberapa jaringan pendukung gigi.

  1. Apeksogenesis   

Salah satu perawatan pada gigi permanen muda dengan mempertahankan pulpa yang vital dan atau menyingkirkan pulpa yang terinflamasi reversible dengan bertujuan agar pembentukan akar dan pematangan apeks dapat dilanjutkan.

  1. Replantasi                    

Memasang kembali gigi yang terlepas pada waktu kecelakaan/gigi yang dicabut dengan rencana.

  1. Rampan karies             

Suatu jenis karies yang proses terjadinya dan meluasnya sangat cepat dan tiba-tiba, biasanya karies ini terjadi pada anak-anak yang disebabkan karena bad habit.

  1. Fraktur

Hilang/lepasnya fragmen

 

Langkah 2

Menentukan masalah

  1. Apa penyebab, gejala, dan tahap perkembangan rampan karies ?
  2. Apa saja perawatan rampan karies dan cara pencegahannya ?
  3. Apa saja perawatan jika gigi anak avulsi ?
  4. Bagaimana proses replantasi ?
  5. Apa keuntungan dan kerugian replantasi ?
  6. Apa prognosis dan faktor penentu/keberhasilan replantasi ?
  7. Apa indikasi dan kontraindikasi apeksogenesis ?
  8. Bagaimana proses perawatan apeksogenesis ?
  9. Apa saja klasifikasi fraktur ?
  10. Apa jenis perawatan lain bagi fraktur ?

……………………………………………………………………………

 

DOWNLOAD DISINI

sumber: perwakilan komisi A psmkgi (2012-2014) FKG UNAND

daftar pustaka: silahkan hubungi Admin